Jumat, 25 Februari 2011

Bahan bacaan buat yang mau main main dengan BETON nih>>>>>> :)

bahan buat bacaan BETON

"Global Positioning System"

Teknologi Bermanfaat yang Tersedia Gratis 

          AKHIR-akhir ini semakin sering kita dengar kata GPS, singkatan dari Global Positioning System, sistem navigasi berbasis satelit yang dapat memandu pemakainya di mana pun mereka berada di muka bumi ini selama mereka dapat menatap langit. Perangkat GPS memberikan informasi yang akurat terhadap lintang, bujur, ketinggian, dan waktu atom sehingga kita dapat mengetahui koordinat setiap area di muka bumi ini, mengetahui arah kita bergerak, mengetahui kecepatan kita bergerak, dan sebagainya dalam segala cuaca, siang maupun malam, tanpa henti. Menakjubkan! Apalagi semua informasi tersebut ternyata bisa diperoleh tanpa biaya, kecuali biaya membeli perangkat GPS dan peta digitalnya.
          Dengan muncul teknologi GPS, manusia melakukan navigasi dengan bantuan landmark (tanda-tanda fisik sekitar lokasi) atau menghitung berdasarkan posisi Bintang, Bulan, dan Matahari. Dengan hadirnya GPS, maka pertanyaan "di mana kita saat ini?" atau "ke mana kita harus menuju?" dapat dijawab dengan cepat dan mudah.
          Sejarah GPS dimulai dari awal tahun 1960-an saat Departemen Pertahanan (Dephan) Amerika Serikat merasa perlu memiliki sistem navigasi yang akurat, dapat berfungsi secara global, dalam segala cuaca, dan tersedia setiap saat. Berbagai pendekatan dan teknologi diuji coba sampai akhirnya pada akhir tahun 1973 Dephan AS menyetujui pelaksanaan uji coba satelit Navstar yang menjadi generasi pertama dari satelit GPS.
          Hingga tahun 1983, masa pemerintahan Presiden Ronald Reagan mengizinkan penggunaan GPS untuk pesawat sipil setelah terjadi insiden penembakan pesawat Korean Airlines, penerbangan 007 yang dianggap "nyasar" melintasi perbatasan Uni Soviet. Sejak saat itu, GPS mulai disiapkan untuk dipergunakan oleh kalangan sipil secara internasional, terutama untuk kalangan penerbangan dan kelautan.
           Lonjakan pesat industri GPS pertama terjadi di tahun 1991 saat terjadinya Perang Teluk. Pada saat itu, Pentagon memesan 10.000 unit dan 3.000 unit perangkat GPS nonmiliter dari Trimble Navigation dan Magellan Systems. Pada perkembangan selanjutnya, perangkat GPS terus dikembangkan semakin baik, andal, dan terjangkau harganya.

Peralatan GPS
          Komponen utama GPS adalah 24 satelit Navstar buatan Rockwell International yang masing-masing seukuran mobil besar seberat 950 kg. Setiap satelit yang berada di ketinggian 18.700.00 km dari permukaan Bumi berputar mengelilingi Bumi setiap 12 jam dengan formasi dan lintasan berpresisi tinggi.
          Satelit memancarkan informasi posisi dan waktu dalam satuan sepermiliar detik melalui gelombang radio digital bertenaga rendah sekitar 20-50 watt pada frekuensi L1, L2, dan lainnya. Gelombang ini memancar secara line-of-sight dalam arti dapat menembus awan, kaca, plastik, tetapi tak dapat menembus benda padat maupun lapisan/partikel logam. Inilah yang menyebabkan perangkat GPS tak berfungsi bila terhalang dari pandangan ke langit.
           Cara kerja tersebut di atas mensyaratkan satelit dan perangkat GPS memiliki jam (clock) dengan presisi sangat tinggi. Setiap satelit mempunyai 4 (empat) jam atom (atomic clocks) yang merupakan alat pencatat waktu paling akurat yang pernah dibuat.
          Selain itu, lintasan dan posisi setiap satelit harus terjaga dengan baik. Dephan AS memantau setiap satelit dengan saksama, mengukur kecepatan, posisi, dan ketinggian secara sangat akurat. Informasi tersebut dikirim kembali ke setiap satelit untuk dipancarkan bersama informasi jam ke perangkat GPS. Hasilnya, perangkat GPS mampu memberikan koordinat bagi seluruh lokasi di muka bumi ini dengan penyimpangan antara 4-9 meter saja.
          Umumnya, perangkat GPS dibuat untuk dapat dimanfaatkan secara stand alone. Beberapa di antaranya dibuat sangat spesifik sesuai dengan penggunaannya, seperti GPS untuk mencari dan menandai lokasi ikan (fish finder), atau GPS untuk memandu pukulan pada permainan golf, atau GPS yang digabung dengan alat komunikasi (transceiver atau telepon seluler), dan lain-lain.
          Apa pun perangkat GPS yang kita miliki, pastikan bahwa kita juga memiliki peta digital GPS (digital/electronic map). Tanpa peta digital, perangkat GPS hanya akan menampilkan cursor atau pointer yang "berlalu-lalang" di layar. Walaupun demikian, tanpa peta digital, perangkat GPS masih bermanfaat untuk mengetahui jejak (tracks) yang telah dilalui, berapa jarak yang telah ditempuh, berapa kecepatan maksimal dan rata-rata, berapa lama berjalan dan berhenti, dan sebagainya.
          Peta digital GPS dapat "disuntikkan" atau dimuat ke data card atau ke perangkat GPS sehingga makin banyak manfaat bisa diperoleh. Namun, besarnya manfaat sangat bergantung kepada akurasi dan kelengkapan informasi dalam peta digital tersebut. Peta digital untuk Indonesia umumnya dibuat oleh perorangan sehingga masih banyak daerah "tidak terpetakan" dan sangat minim informasi di dalamnya.
          Banyak manfaat yang dirasakan dari perangkat GPS. Bila kita berada di luar kota atau di daerah yang tidak kita kenal, jelas GPS sangat membantu menghindari salah jalan, memudahkan menemukan lokasi tujuan, dan menyimpan tempat-tempat tujuan penting (yang disebut sebagai waypoint dalam istilah GPS). Kita bisa menghindari "kenakalan" sopir taksi yang tahu bahwa kita pendatang baru. Bagi kaum pria, perangkat GPS membantu mengatasi masalah enggan bertanya sehingga pepatah "malu bertanya, sesat dijalan" tidak berlaku lagi.

NusaMap
          Dari berbagai solusi GPS yang tersedia saat ini, NusaMap merupakan salah satu yang paling menonjol dan merupakan karya orang Indonesia yang patut dibanggakan. NusaMap merupakan aplikasi peta digital yang canggih dan serba bisa. Untuk menggunakan NusaMap, diperlukan satu PDA PocketPC disertai satu perangkat GPS (Bluetooth GPS, atau CompactFlash GPS, atau GPS yang dilengkapi kabel serial ke PocketPC).
          Peta digital NusaMap mencakup Jawa-Bali, yang meliputi berbagai kota besar seperti Bali, Bandung, Bekasi, Bogor, Cirebon, Denpasar, Depok, Jakarta, Kuta, Malang, Nusa Dua, Semarang, Singaraja, Surakarta, Surabaya, Tangerang, dan Yogyakarta. Di dalamnya terdapat pula informasi lokasi POI yang dikategorikan dalam kelompok, bandara, stasiun kereta api, terminal, pelabuhan, hotel dan resort, restoran, lokasi turisme, lapangan golf, pertokoan, pasar, pom bensin, kantor polisi, rumah sakit, kantor pos, gedung perkantoran, apartemen, wali kota, dan universitas. Begitu melihat isi NusaMap, kita bisa kagum atas banyaknya detail dan informasi yang ada. Bisa dibayangkan banyaknya kerja keras yang dicurahkan ke dalamnya.
          Walaupun NusaMap dapat dipakai secara stand-alone untuk melihat-lihat peta, akan jauh lebih bermanfaat bila dipasangkan dengan perangkat GPS. Perangkat GPS membantu memplot secara real time posisi setiap saat pada peta NusaMap.
          Salah satu fitur yang tampak sederhana, tetapi berimplikasi besar, adalah digunakannya standar ASCII atau plain text file untuk menyimpan data waypoint. Masalah klasik yang dihadapi pada perangkat GPS adalah mengelola data waypoint mengingat adanya keterbatasan memory dan kesulitan pencarian. Data NusaMap berbentuk plain text memudahkan kita untuk menyimpan dan kemudian menemukan kembali waypoint tertentu dengan menggunakan fasilitas Search di PocketPC maupun di PC. Informasi waypoint juga dapat di cut & paste untuk dikirim via SMS atau e-mail kepada yang membutuhkan.
          Untuk penggunaan lebih advanced, NusaMap memberikan pula fasilitas remote tracking. Dengan memasang perangkat GPS+GSM pada kendaraan, pemakai NusaMap dapat mengirim SMS permohonan info lokasi ke kendaraan tersebut, yang akan langsung dijawab secara otomatis sehingga lokasi kendaraan dapat ditampilkan seketika pada peta digital NusaMap yang ada pada kita.
           Prospek GPS sangat cerah di masa yang akan datang. Meluasnya pasar diharapkan akan menurunkan harga perangkat GPS. Seperti PDA dan telepon seluler, perangkat GPS tidak akan dianggap sebagai barang mewah lagi. Tidak lama lagi GPS akan menjadi kelengkapan standar pada kendaraan bermotor. Peta digital juga akan semakin lengkap informasinya sehingga perangkat navigasi dapat memberikan petunjuk rute terdekat (atau tercepat) secara interaktif dan dengan akurasi tinggi

Bencana Gempa Melahirkan Teknologi

Salah satu bencana alam yang tahun-tahun belakangan ini kerap terjadi di tanah air adalah bencana gempa bumi. Sebuah bencana alam dahsyat yang telah menelan puluhan ribu nyawa masyarakat Indonesia. Tak terhitung berapa kerugian materiil yang ditanggung akibat bencana alam yang terjadi hampir merata di kepulauan Indonesia. Bencana gempa bumi terjadi secara mendadak, terkadang bencana ini juga bergandengan dengan bencana alam tsunami. Sebutlah semisal bencana gempa bumi di Aceh yang berujung pada bencana maha dahsyat tsunami, gempa Sumatera Barat, Jogjakarta, Sumatera Utara, Jawa Barat dan seterusnya.
Bencana gempa bumi terjadi secara mendadak, terkadang bencana ini juga bergandengan dengan bencana alam tsunami. Akibat dari beruntunnya bencana alam yang terjadi di tanah air, masyarakat Indonesia pun akhirnya dituntut sigap dalam menyambut aneka macam bencana yang selalu terjadi secara tiba-tiba. Salah satu bentuk upaya kesigapan terhadap bencana alam gempa ini adalah munculnya teknologi aneka desain rumah tahan gempa.
Teknologi rumah tahan gempa ini pun tak jauh-jauh berkiblat pada sebuah negara yang langganan mengalami bencana gempa bumi yakni Jepang. Jepang mulai menerapkan sistem desain rumah tahan gempa setelah terjadinya bencana gempa dahsyat yang mengguncang Tokyo pada tahun 1855.
Semenjak itu struktur bangunan-bangunan di Jepang mulai dikemas dengan struktur tahan gempa sederhana, yakni dengan cara memasang batang silang sebagai elemen pembuat kaku secara horizontal dan vertikal. Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi gempa tektonik cukup tinggi pun memungkinkan untuk merancang jenis desain bangunan yang sama.
Konstruksi bangunan tahan gempa akan berjalan baik paling tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya; pemilihan lokasi yang tepat, sistem material yang memadai dan bentuk konstruksi yang memenuhi syarat.
Aneka Rumah Tahan Gempa
Jika Anda masih bertanya-tanya seperti apa desain rumah sederhana tahan gempa, berikut beberapa contohnya;
Rumah berbahan baku bambu
Anda tentu masih ingat dengan bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh beberapa tahun lalu, beberpa rumah yang tersisa usai bencana itu terjadi sebagian besar adalah rumah dengan bahan baku tradisional bambu. Sementara pemerintah Jogjakarta pasca bencana gempa yang melanda Bantul tahun 2007 mulai menggalakkan pembangunan rumah berbahan baku bambu.
Bahan baku bambu digunakan untuk membuat desain rumah darurat pasca bencana. Bambu bersifat lentur, ringan dan praktis. Secara ekologi, tanaman bambu juga sangat membantu sistem keseimbangan tata air lingkungan. Musashino Art University, Jepang, bekerjasama dengan Desain Produk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB telah berupaya membuat desain rumah segitiga yang terbuat dari bambu. Desain ini bersifat bongkar pasang, sangat sesuai untuk Anda yang berada di lokasi bencana.
Desain rumah bentuk bola
Rumah bola atau disebut juga rumah Barier merupakan desain rumah yang ditemukan oleh Jepang. Keistimewaan jenis desain ini tak hanya dirancang tahan terhadap bencana gempa, namun juga memiliki keistimewaan bisa mengapung di air. Jika ada air, desain ini secara otomatis akan mengapung di air.
Desain ini tentu sangat cocok untuk kondisi alam Indonesia yang kerap dilanda banjir. Rumah bola dirancang berpedoman pada hukum Bernauli. Dinding pada desain rumah bola dirancang dengan 32 sisi. Karakter khas desain ini terletak pada sistem pondasinya. Struktur pondasi desain rumah ini  adalah struktur pondasi bebas. Gayanya merata pada ke-32 sisi dinding, hal ini menyebabkan desain rumah ini memiliki kekuatan yang merata.

Kamis, 24 Februari 2011

ILMU UKUR TANAH

Pengenalan ILMU UKUR TANAH

 Literatur
1. Ilmu Ukur Tanah- Soetomo Wongsotjitro, Penerbit Kanisius
2. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan- Suyono Sosrodarsono, Pradnya Paramita
3. Dasar- dasar Pengukuran Tanah (Surveying)- Brinker, Wolf, Djoko Walijatun, Penerbit Erlangga

Now, where in the world am I?

 Perlunya Ilmu Ukur Tanah,
      Bertujuan untuk:
               memindahkan keadaan permukaan bumi yang tidak beraturan dan yang melengkung ke bidang
peta yang datar. Untuk memindahkan keadaan permukaan bumi ini perlu adanya pengukuran-pengukuran permukaan bumi dalam arah mendatar dan tegak guna mendapatkan hubungan mendatar dan tegak dari titik-titik yang diukur
IUT merupakan bagian dari Ilmu Geodesi.

Klasifikasi Pengukuran:
1. Pengukuran Geodesi (Geodetic Survey)
    Pengukuran dengan mempertimbangkan bentuk bumi yang mendekati ellipsoida. Sehingga mempertimbangkan bentuk lengkung bumi.
2. Pengukuran Tanah Datar (Plane Survey)
    Pengukuran tanpa mempertimbangkan bentuk bumi, dianggap sebagai bidang datar horisontal, biasanya
untuk wilayah yang tidak terlalu luas (<= 55 km)

Beberapa hal yang penting:
Ukuran,
a. Panjang
    ukuran panjang = meter (internasional)
    satuan lain = km, hm, dam, m (meter), dm, cm,
    mm, mu ( )
b. Luas
   1m2 , 1a (are)= 100m2 , 1ha (hektar)= 10.000m2
   1km2 = 106 m2
c. Sudut
    Dasar penentuan sudut adl: lingkaran dibatasi 4 bagian (= Kuadran)
    1. Cara Seksagesimal
        satu lingkaran : 360 bagian Derajat (360o) Shg., 1 Kuadran = 90o
        1 Derajat = 60’ (menit)
        1 Menit = 60” (sekon, bukan detik)
        1o = 60’ = 3.600”
    2. Cara Sentisimal
        membagi lingkaran dalam 400g bagian shg, 1 Kuadran = 100g bagian (grade)
        1 Grade = 100c centigrade
        1 Centigrade = 100cc centi- centigrade
    3. MenggunakanRadial
        1 Radial = sudut di dalam lingkaran yang mempunyai busur sama dengan jari-jari lingkaran.
        Shg, 1 lingkaran = Hubungan derajat, grade dan radial= 360o = 400g = 2Ď€Radial


ARTI PENTING PETA (IUT) DALAM TEKNIK SIPIL (REKAYASA)
INFORMASI YANG TERDAPAT DALAM PETA:
    1. MERUPAKAN MINIATUR BENTANG ALAM DARI DAERAH YANG TERPETAKAN
    2. JARAK, ARAH, BEDA TINGGI DAN KEMIRINGAN DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAINYA
    3. ARAH ALIRAN AIR PERMUKAAN DAN DAERAH TANGKAPAN HUJAN
    4. UNSUR-UNSUR ATAU OBYEK YANG TERGAMBAR DI LAPANGAN
    5. PERKIRAAN LUAS SUATU WILAYAH
    6. POSISI SUATU TEMPAT SECARA RELATIF
    7. JARINGAN JALAN DAN TINGKAT ATAU KELASNYA
    8. PENGGUNAAN LAHAN, DLL.
JENIS PENGUKURAN
PENGUKURAN UNTUK PEMBUATAN PETA BISA DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN CAKUPAN ELEMEN ALAM, TUJUAN, CARA ATAU ALAT DAN LUAS CAKUPAN PENGUKURAN.
Berdasarkan alam:
  Pengukuran daratan (land surveying): antara lain
pengukuran topografi, untuk pembuatan peta topografi, dan pengukuran kadaster, untuk membuat peta kadaster.
  Pengukuran perairan (marine or hydrographic surveying): antara lainpengukuran muka dasar laut, pengukuran pasang surut, pengukuran untuk pembuatan pelabuhan dll-nya.
  Pengukuran astronomi (astronomical survey): untuk menentukan posisi di muka bumi dengan melakukan pengukuran-pengukuran terhadap benda langit.
Berdasarkan tujuan:
·         Pengukuran teknik sipil (engineering survey): untuk memperoleh data dan peta pada pekerjaan-pekerjaan teknik sipil.
·         Pengukuran untuk keperluan militer (miltary survey).
·         Pengukuran tambang (mining survey).
·         Pengukuran geologi (geological survey).
·         Pengukuran arkeologi (archeological survey).
Berdasarkan cara dan alat:
a. Pengukuran triangulasi,
b. Pengukuran trilaterasi,
c. Pengukuran polygon,
d. Pengukuran offset,
e. Pengukuran tachymetri,
f. Pengukuran meja lapangan,
g. Aerial survey,
h. Remote Sensing, dan
i. GPS.
    a, b, c dan i untuk pengukuran kerangka dasar, d, e, f, g dan h untuk pengukuran detil.
Berdasarkan luas cakupan daerah pengukuran:
Pengukuran tanah (plane surveying) atau ilmu ukur tanah dengan cakupan pengukuran
37 km x 37 km. Rupa muka bumi bisa dianggap sebagai bidang datar.
Pengukuran geodesi (geodetic surveying) dengan cakupan yang luas. Rupa muka bumi merupakan permukaan lengkung.
PENGUKURAN DAN PEMETAAN DALAM DAUR PEKERJAAN TEKNIK SIPIL

BANGUNAN-BANGUNAN TEKNIK SIPIL BUKANLAH SISTEM YANG MATI. JARINGAN JALAN MISALNYA, MERUPAKAN SISTEM YANG MEMPUNYAI DAUR HIDUP, YAITU MEMPUNYAI UMUR RENCANA DENGAN ANGGAPAN-ANGGAPAN TERTENTU, MISALNYA VOLUME LALU-LINTAS YANG SELALU BERUBAH DARI WAKTU KE WAKTU. URUTAN DAUR PENGEMBANGAN SEBETULNYA TIDAK HARUS BERUPA LANGKAH DESKRIT DARI AWAL TERUS SELESAI, TETAPI LEBIH MENYERUPAI PROSES YANG MELINGKAR DAN MUNGKIN MELONCAT.



PROSES PEMETAAN TERISTRIS
PEMETAAN TERISTRIS ADALAH PROSES PEMETAAN YANG PENGUKURANNYA LANGSUNG DILAKUKAN DIPERMUKAAN BUMI DENGAN PERALATAN TERTENTU.
WAHANA PEMETAAN TIDAK HANYA DAPAT DILAKUKAN SECARA TERISTRIS, NAMUN DAPAT PULA SECARA FOTOGRAMETIS (FOTO UDARA), RADARGRAMETRIS (BERBEDA PANJANG GELOMBANG DGN FOTOGRAMETRIS), VIDEOGRAFIS, TEKNOLOGI SATELIT DSB.
DASAR PEMILIHAN WAHANA
PEMILIHAN WAHANA TERSEBUT TERGANTUNG DARI :
  1. TUJUAN PEMETAAN
  2. TINGKAT KERINCIAAN OBYEK YANG HARUS DISAJIKAN
  3. CAKUPAN WILAYAH YANG DIPETAKAN.
BAGAN PEMETAAN TERISTRIS